Demam om telolet om sedang melanda negeri tercinta kita ini
bahkan kata “om telolet om” sudah menyebar luas ke berbagai penjuru dunia
karena banyak orang luar negeri yang menuliskan om telolet om di media sosialnya.
Mungkin sudah banyak anda temui di media sosial tentang
guyonan om telolet om dengan tambahan gambar yang lucu-lucu.
Fenomena om telolet om sedang ramai diperbicangkan, lantas
apakah om telolet om itu ???
Kini kata “om telolet om” sedang menjadi viral terutama di
twitter dan juga facebook. Berbagai sumber mengatakan kata “om telolet om”
telah di twittkan di twitter mencapai 445.000 kali di twitter dan dipostkan di
facebook sebanyak lebih dari 80.000 kali.
Tapi apakah om telolet om itu ???
Sebenarnya kata telolet sudah sejak lama ramai disebutkan, om
telolet om adalah istilah untuk para pencinta bus yang meminta kepada supir bus
untuk menyalakan klakson bus yang berbunyi kurang lebih seperti kata telolet.
Hampir sudah satu dekade lalu saya sendiri mendengar kata telolet,
waktu itu teman sekelas saya di sekolah menengah pertama sering menceritakan
berbagai hal tentang keunikan bus. Dan sekarang ramai dimana-mana para netizen mengunggah
berbagai meme yang bertuliskan om telolet om.
Tapi untuk apa menyebutkan om telolet om ke supir bus ???
Para pecinta bus sering berteriak dipinggir jalan kepada
supir bus yang sedang mengendarai bus di jalan raya dengan mengatakan “om
telolet om”, mengetahui hal tersebut supir bus langsung membunyikan klakson
berbunyi telolet dan kadang diiringi dim.
Biasanya supir bus akan mengurangi kecepatan apabila melihat
para pencinta bus yang memegang kamera, hal ini sudah biasa dilakukan yaitu untuk
memberi kemudahan kepada para pencinta bus untuk mengabadikan bus dalam
jepretan kamera.
Berikut adalah tambahan berita om telolet om dari tirto.id.
Bagaimana awal mula
kemunculan Om Telolet Om di Indonesia?
Bermula dari Onta
Penggunaan klakson telolet sendiri memiliki sejarah yang
cukup unik karena sebenarnya digunakan untuk mengusir gerombolan onta yang
biasanya melintas di tengah jalan raya. Klakson jenis ini memang lazim
digunakan di negara-negara Timur Tengah khususnya. Arab Saudi.
Penggunaan klakson telolet dimulai pada sekitar 2006 oleh
perusahaan bis asal Kebumen, Efisiensi. Awalnya, sang pemilik Efisiensi, Teuku
Eri Rubiansah, tertarik dengan suara telolet saat berkunjung ke Arab Saudi. Ia
pun memboyong beberapa unit klakson tersebut untuk dipasang di armada bisnya di
Indonesia.
Klakson telolet nan unik yang bertengger di armada Efisiensi
dengan cepat menjadi populer di kalangan sopir-sopir bis malam. Akhirnya,
mereka berlomba-lomba untuk ikut memakainya. Alhasil, klakson unik yang
sebenarnya berfungsi mengusir onta itu akhirnya menjelma jadi sarana untuk
“mengumpulkan” orang-orang di pinggir jalan.
Kegiatan meminta klakson di pinggir jalan, yang menjadi
awal-mula kemunculan Om Telolet Om, konon dimulai oleh para anggota Bismania,
sebuah komunitas pecinta bis yang anggotanya tersebar di hampir seluruh penjuru
Indonesia. Komunitas yang dideklarasikan pada 2008 ini memiliki 1.000 anggota.
Para anggota Bismania kerapkali terlihat berkeliaran di
pinggir-pinggir jalan protokol, khususnya di Pulau Jawa. Namun, mereka
sebenarnya tidak sekadar mengincar bunyi klakson. Mereka sengaja menunggu bis
di pinggir jalan untuk memotret atau merekamnya ke dalam video.
Setelah memotret atau merekam bis, anggota Bismania biasa
melambaikan tangannya atau mengacungkan jempol mereka untuk berterima kasih
kepada sopir bis yang melintas. Selanjutnya, para sopir akan membalasnya dengan
menyalakan dim (lampu sorot depan) atau membunyikan klaksonnya.
Ragil, salah seorang pecinta bis asal Solo, mengaku sudah
menggemari moda transportasi ini sejak masih kecil. Ketertarikannya muncul
setelah suatu kali menumpang bis untuk mudik ke Solo bersama keluarganya.
“Saya lihat dari bis yang pertama kali bikin saya seneng
banget itu lihat body bisnya sama livery [motif gambar di body] bisnya mas, di
penglihatan saya terlihat seperti mempunyai arti-arti tersendiri. Jadi, dalam
setiap body bis & livery, antara satu bis dengan yang lainnya bisa
beda-beda,” ujarnya saat diwawancarai oleh Tirto.id.
Ragil mengaku, walaupun sangat menyukai bis, ia belum bisa
masuk keanggotaan Bismania karena masih berusia 16 tahun. Bismania sendiri
mensyaratkan umur minimal 17 tahun untuk masuk dalam keanggotaannya. “Yah,
tunggu sedikit lagi baru bisa jadi anggota resmi,” seloroh siswa di salah satu
madrasah negeri di kota Solo ini.
Ragil biasanya nongkrong bersama kawan-kawannya di sekitaran
bundaran dekat Pasar Kartasura di wilayah Kabupaten Sukoharjo untuk memotret
bis yang lewat. Jalur itu memang dikenal sebagai jalur ramai bis karena
merupakan persimpangan antara jalur pantai selatan (Klaten-Yogyakarta) dan
jalur pantai utara (Boyolali-Salatiga-Semarang).
Sesekali Ragil juga berburu bis hingga ke pintu masuk
Terminal Tirtonadi yang merupakan salah satu terminal penumpang terbesar di
Jawa Tengah. Di situlah ia kerap bertemu dengan anak-anak kecil pemburu klakson
telolet.
“Kalau menurut sepengetahuan saya, anak-anak minta telolet
itu paling sering nunggu di pintu masuk sama pintu keluar terminal Kartasura.
Mereka kebanyakan biasanya bawa sepeda-sepeda kecil sama ada beberapa yang bawa
motor juga, biasanya anak-anak berumur 5 sampai 12 tahun,” papar Ragil.
Ragil mengaku bahwa anak-anak kecil atau remaja pemburu
telolet biasanya bukan anggota Bismania. Fenomena berburu klakson, menurutnya,
memang sempat menjangkiti para anggota Bismania, khususnya yang masih junior.
Namun, para anggota senior kemudian mengingatkan adik-adiknya untuk tidak
mengulangi hal itu karena berbahaya.
“Jujur iya itu dulu pernah terjadi seperti itu di kalangan
anak bis mania yang masih junior, tapi dari senior Bis Mania sudah memberi
pengarahan dan sudah tidak terjadi lagi, entah siapa yang memulai kembali budaya
seperti ini,” ujarnya.
Saat bertemu dengan salah satu bocah pemburu telolet itu
Ragil sempat ngobrol dengan mereka. Ragil mengaku bahwa anak-anak itu memang
sengaja berburu telolet untuk diadu dengan kawan-kawannya.
“Katanya hanya buat koleksi-koleksi aja, mereka berburu lalu
dibagi ke temen-temennya, terus adu-aduan mana yang paling bagus dan merdu
dapetin suara klakson telolet dari bis-bis yang lewat-lewat itu. Mereka juga
yang biasanya rajin unggah ke Youtube,” pungkas Ragil.
Ragil turut menambahkan bahwa para awak bis seperti sopir
dan kernet sendiri senang dengan adanya fenomena om telolet om. Mereka cukup
bahagia bahwa bisnya dapat menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Namun,
ada juga yang merasa terganggu.
"Pernah suatu ketika saya menanyakan tentang anak-anak
pencari telolet kepada salah satu crew awak bis, terutama pak Driver. Iya, ada
kru yang menyambut dengan senang, karena dengan adanya fenomena tersebut bisa
nambahin semangat kerja, biar ga ngantuk gitu pas bawa bis.. ada juga yang
terganggu dengan adanya fenomena ini..yang katanya bikin ga konsentrasi kerja..
iya intinya para kru bis punya pandangan masing," bebernya.
Obat Mengantuk Para
Sopir
Para pemburu telolet ternyata juga menjadi hiburan tersendiri
bagi para sopir bis malam. Di tengah-tengah perjalanan yang panjang dan
melelahkan, para pencari telolet ternyata menyediakan hiburan tersendiri bagi
mereka.
Hal ini diamini oleh Mujiyanto, sopir PO (Perusahaan Otobus)
Maju Lancar jurusan Cirebon-Yogyakarta. Pria yang sudah bekerja di Maju Lancar
selama lima tahun ini mengaku cukup terhibur dengan tingkah polah para pemburu
telolet.
“Di sepanjang jalur Cirebon-Yogyakarta yang saya lewati via
jalur selatan itu, sudah banyak yang cari telolet di pinggir jalan. Hujan-hujan
pun mereka itu tetap berdiri di pinggir jalan. Minimal berkelompok 10 orang,
sambil bawa-bawa tulisan itu besar-besar,” ujarnya kepada Tirto.id.
Mujiyanto sendiri kebetulan tidak membawa bis dengan klakson
telolet. Namun, setiap berpapasan dengan para pemburu telolet, ia mengaku tetap
membunyikan klakson sembari tersenyum-senyum.
Dari seluruh armada reguler PO Maju Lancar yang berjumlah
puluhan, hanya 20% armada yang memakai klakson telolet. Di sisi lain, klakson
telolet biasanya dipasang Armada-armada PO Maju Lancar berklakson telolet
sebagian besar adalah bis pariwisata.
“Kami biasanya beli klakson telolet itu dari orang-orang
yang nawari. Biasanya dari anggota ML Lover [komunitas pecinta bis Maju Lancar]
atau Bismania di Jakarta. Kami sih biasanya pakai yang produk lokal, yang
harganya lebih murah, biasanya antara 1,5 sampai 2 jutaan. Tapi ada juga
beberapa yang bikinan Pakistan atau Arab, itu paling mahal, bisa tiga jutaan,”
papar Agung, kepala Maju Lancar cabang Yogyakarta saat ditemui Tirto.id.
Awal mula pemasangan telolet, menurut Agung, hanya karena
iseng-iseng semata. Saat itu beberapa armada PO lain seperti Efisiensi atau
Sugeng Rahayu sudah memakai klakson telolet. Akhirnya, beberapa kru bis Maju
Lancar tertarik memasang juga.
“Awalnya malah kru pasang telolet pakai uang mereka sendiri.
Baru belakangan setelah lihat hasilnya bagus, akhirnya di beberapa armada pakai
sistem urunan, sebagian dari kru, sebagian dari kantor. Kami pasang telolet
yang tiga corong, tapi ada juga yang enam corong,” papar Agung.
Dicintai Semua
Kalangan
Mujiyanto mengaku bahwa kawan-kawannya sesama sopir yang
memakai armada bertelolet tidak pernah mendapat teguran baik dari petugas
Dishub, polisi, atau warga setempat.
“Lha wong semuanya juga senang-senang aja dengernya kok,”
seloroh Mujiyanto.
Namun, ia mengakui bahwa klakson telolet memang bising. Hal
ini membuat kawan-kawannya sesama sopir hanya membunyikan telolet di siang hari
saja supaya tidak mengganggu warga. Apalagi bis-bis biasanya punya klakson
biasa.
Satu hal yang menarik, menurut Mujiyanto, justru adalah
reaksi para penumpangnya sendiri. Para penumpang di dalam bis ikut-ikutan
penasaran melihat kerumunan pencari telolet di pinggir jalan. Akhirnya mereka
pun tertarik untuk melihat aktivitas para pemburu telolet.
“Penumpang saya ya pada nggumun (heran), trus, mereka ikut
ngeliatin yang cari telolet di luar. Nah, yang cari telolet juga ngeliatin
penumpang. Ya akhirnya jadi liat-liatan,” katanya sembari tertawa.
Mujiyanto dan Agung memperkirakan bahwa fenomena telolet ini
tidak akan bertahan lama. Anak-anak pemburu telolet ini, menurut mereka,
lama-lama akan bosan juga.
“Apalagi ini lagi masa prei [liburan sekolah]. Besok kalau
sudah masuk sekolah lagi, ya pasti gak bakalan ada telolet, pasti berkurang,”
ujar Mujiyanto.
“Toh juga orang kita itu bosenan. Nanti juga berhenti
sendiri,” lanjut Agung. “Telolet itu kan sebenarnya karya seni ya. Hasil karya
anak bangsa juga. Jadi ya kalo kami sebenarnya senang-senang aja, asal nggak
terlalu membahayakan diri sendiri saja.
Fenomena Om Telolet Om awalnya adalah sebentuk interaksi
antara sopir bis dan penggemarnya. Keduanya mengembangkan interaksi yang lebih
dari sekadar hubungan antara konsumen dan penyedia jasa semata, tetapi juga
keakraban dan aura guyub yang dipersatukan oleh satu hal: kecintaan terhadap
bis, baik sebagai sumber mata pencaharian, maupun sebagai objek kekaguman.
Untuk melengkapi artikel tentang om telolet om ini, Akang Tahu akan memperlihatkan beberapa gambar tentang om telolet om yang beredar luas di twitter.
#1 Post dari @Bolanet yang menampilkan foto dari fanspage Real Madrid FC memperlihatkan pemain bintangnya Cristiano Ronaldo sedang memegang dua piala yang berjudul Om Telolet Om
#2 Post dari @TrollFootball mengeposkan foto lelucon Jose Mourinho yang sedang mengemudikan bus dan didepannya ada anak-anak memegang kertas karton bertuliskan Om Telolet Om.
#3 Post dari @KoreanUpdates mengeposkan foto artis Korea Henry Lau sedang meniupkan terompet dan memberi tulisan Om Telolet Om.
#4 Post dari @RevaN_ThedsRv mengeposkan foto official dari Valentino Rosi yang memberikan papan pemberitahuan lap dengan tulisan Om Telolet Om.
#5 Post dari @Yuriva_JKT48 personil dari JKT48 ikut meramaikan dengan mengeposkan fotonya sedang bernyanyi dengan tulisan Om Telolet Om.
#6 Post dari @rcjuliet mengeposkan foto Justin Bieber sedang memegang kertas yang bertulisankan Om Telolet Om.
#7 Post dari @KaskusTV mengeposkan foto yang memperlihatkan kemeriahan sekumpulan orang sedang menunggu datangnya bus sambil mengangkat potongan kardus bertuliskan Om Telolet Om.
#8 Post dari @novitas_tias mengeposkan foto seorang anak kecil menggunakan topeng memegang potongan kardus besar bertuliskan Om Telolet Om.
#9 Post dari @munierlicious mengeposkan foto banyak papan-papan yang bertuliskan Om Telolet Om.
#10 Post dari @AhmadJacky_ mengeposkan foto sedang memegang kertas yang bertuliskan Om Telolet Om.
Itulah beberapa gambar-gambar pilihan tentang lelucon om telolet om yang didapatkan dari twitter.